Kisah perjalanan haji seorang mukmin yang berlayar dari Pelabuhan Belawan. Dengan menggunakan kapal “Karimata” perjalanan hingga ke Pelabuhan Jedah memakan waktu 15 hari, dan 2 hari perjalanan darat untuk mencapai Mekah. Di Mekah Ia menumpang di rumah Syekh yang pekerjaan dan mata pencahariannya dari memberi tumpangan bagi orang haji. Ia di tempatkan bersama seorang pemuda yang berasal dari Sumatra, pemuda ini telah datang sejak tahun lalu.Pemuda itu bernama Hamid, usaianya sekitar 23 tahun. Hidupnya amatlah sederhana.
Dua bulan kemudian datang seseorang yang ingin menumpang di rumah syeh. Tidak disangka-sangka Ia merupakan sahabat Hamid ketika di Tanah Air. Ia bernama Saleh. Sejak pertemuanya dengan Saleh, hari-hari yang dilalui Hamid menjadi tampak lain. Ketika diketahui, ternyata Saleh membawa berita untuk Hamid dari Indonesia. Ia menyatakan bahwa Zainab, seorang yang amat berarti untuk Hamid, mencari keberadaannya.
Sewaktu kecil Hamid merupakan orang yang miskin. Ia telah ditinggalkan oleh ayahnya ketika berusia empat tahun. Ia membantu ibunya berjualan keliling untuk memenuhi keributuan sehari-hari. Sampai suatu ketika ada seorang hartawan yang membeli sebuah rumah besar beserta kebun-kebunnya di dekat rumah Hamid. Ketika sedang berjualan seperti biasa, Hamid dipanggil oleh seorang perempuan dari dalam rumah tersebut untuk memberli dagangannya. Namanya Mak Aisah, istri dari Haji Ja’far pemilik rumah besar itu. Ia kasihan melihat penderitaan Hamid dan keluarganya. Sejak pertemuan itu Keluarga Hamid dan Keluarga Haji Ja’far menjadi akrab. Sampai-sampai seorang anak tunggal dari Haji Ja’far, Zainab namanya, dianggap adik sendiri oleh Hamid. Hamid dibiayai sekolah olehnya, mulai dari tingkat paling rendah sampai perguruan tinggi. Di dalam sekolah Hamid selalu menjaga Zainab dari gangguan teman-temannya, walaupun mereka menganggap Hamid hanya sebagai seorang anak miskin.
Hingga perasaan cinta Hamid muncul kepada Zainab. Setelah itu, musibah terus berdatangan. Pertama kematian Haji Ja’far, yang membuat perubahan kepada hubungan Hamid dan Keluarga Zainab. Selang berapa lama, Hamid ditinggalkan oleh Ibunya. Suatu ketika, terjadi suatu kejadian yang membuat hati Hamid hancur. Ia di minta untuk memaksa Zainab untuk segera menikah dengan seorang pilihan Ibunya. Namun setelah dipaksa oleh Hamid, Zainab tetap menolak. Sebab di dalam hatinya telah tertanam rasa cinta terhadap Hamid. Sejak saat itu Hamid memutuskan untuk pergi tanpa sepengetahuan orang lain. Ia hanya menyerahkan surat curahan hatinya kepada Zainab. Hingga sampailah ia di Tanah Suci itu.
Hamid mengetahui pembalasan cinta Zainab dari sahabatnya Saleh yang baru sampai di Mekah, karena istri Saleh merupakan sahabat Zainab sejak duduk di bangku sekolah. Sejak saat itu Zainab sekat-sakitan karena banyak memikirkan Hamid, dan meunggu kepulangannya. Hamid pun berniat untuk segera pulang setelah usai melaksanakan ibadah Haji ini. Namun tak lama kemudian Zainab meninggal. Surat keleng pun langsung dikirimkan oleh Rosna istri Saleh ke Mekah. Mendengar berita itu Hamid langsung sakit. Hamid tetap melaksanakan ibadah Hajinya dengan ditandu oleh orang Badui. Setelah melaksanakan tawaf dan selesai pembacaan doa, Hamid pun meninggal dunia, dan pada hari itu juga ia selesai dikuburkan.
klik http://www.ziddu.com/download/8410564/hamka-dibawah-lindungan-kabah.pdf.html for download